By : Abi Jiyad Lebong
“Dan
jangan kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat
kami, serta menuruti hawa nafsunya dan keadaan itu melampaui batas” (QS Al Kahfi 28).
Ayat tersebut mengingatkan kepada kita untuk
terus mengingat Alloh swt agar tidak mengikuti orang yang lalai dan menuruti
hawa nafsunya. Orentasi orang yang mengikuti hawa nafsu akan menyebabkan
disharmoni di keluarga dan masyarakat.
Menurut Anis Matta ketidak teraturan atau
disharmoni di dalam diri kita akan menyebabkan ketidakteraturan di masyarakat
dan keluarga. Bila ingin melakukan konsolidasi terhadap suatu organisasi, maka
kita harus melakukan konsolidasi dari diri kita lebih dahulu. Selain faktor
dari dalam diri kita faktor dari luar sering juga menggerogoti soliditas PKS.
Ada 5 faktor yang secara garis besar dapat mengganggu soliditas yang digambarkan
Anis Matta 1. Kader-kader yang kecewa 2.
Kalangan islam ideologi 3. Lapisan islam kultural 4. Kalangan Islam permisif (tidak
menerapkan syariat Islam dalam kehidupan mereka) 5. Kelompok Nasionalis
Sekuler.
Lapisan-lapisan itu melakukan gempuran
dengan berbagai cara. Kader yang kecewa akan membuat tudingan dengan membuat opini dan
menggalang faksi-faksi serta menghimpun kekecewananya dengan konsolidasi diantara mereka
bahkan membuat poros dari tingkat pusat, Provinsi sampai Kabupaten/Kota.
Kalangan Islam ideologi membuat pernyataan PKS bukan Partai Islam tetapi
menggunakan agama sebagai kedok saja. Kalangan islam kutural menggembosi dengan
anti kunut, anti tahlilan, pencaplokan aset-aset mereka dan sebagai pesaing.
Kalangan islam permisif memberi label PKS islam garis keras, wahabi dan
arabisme. Sedangkan kelompok Nasionalis sekuler, jika PKS berkuasa akan menerapkan
syariat islam dan mendirikan pemerintahan islam jika berkuasa.
Gempuran tersebut memberikan dampak yang luar biasa terhadap perkembangan
dan pertumbuhan PKS. Pada awal berdirinya PKS hanya mampu mendapatkan suara 1,4
% dalam kurun lima tahun berikutnya mampu meraup suara 7%. Namun sudah 10 tahun
dari tahun 2004 sampai 2014 perolehan suara PKS cenderung stagnan di angka 7 %.
Pekerjaan rumah untuk pengurus baru harus
menyelesaikan konsolidasi di dalam dan di luar. Konsolidasi di
dalam sangat penting untuk menunjang konsolidasi keluar. Bagaimanapun kita
hidup di Bengkulu tidak bisa sendirian, diperlukan super time yang unggul dan
cakap. Kita harus keluar dari sifat eklusif menuju sifat yang
lebih inklusif dengan tetap pada koridor partai dakwah.
Untuk konsolidasi internal kita perlu memdalami
tujuan tarbiyah secara khusus, yang terdapat dalam perangkat-perangkat tarbiyyah
ikhwan antara lain :
1. Membentuk keprbadian yang islami
2. Mengukuhkan makna ukhuwah dalam diri
anggota,
3. Melatih diri untuk mengemukakan pendapat
secara bebas atau mendengar pendapat orang lain dengan lapang dada,
4. Memberdayakan setiap anggota agar mapu
mentarbiyyah dirinya sendiri,
5. Bekerja sama antar anggota untuk
mengembangkan potensi diri dengan pelatihan,
6. Bekerja sama antar anggota untuk
memecahkan berbagai problematika dan kendala yang menghalangi aktifitas islam,
7. Bekerja untuk mencetak calon-calon
pemimpin baru.
Untuk konsolidasi eksternal PKS harus menjadi leader
di DPRD Provinsi Bengkulu. Suara PKS sangat dibutuhkan mencapai 20%. Jika diasumsikan jumlah anggota DPRD Provinsi
hasil pemilu 45 orang, paling tidak PKS harus memiliki 9 wakil. Dari sembilan anggota DPRD tersebut kemudian disebar
ke dapil Kota 2 orang, Dapil BU dan Benteng 2 orang, dapil Muko-muko 1 orang, Dapil
Kepahyang 1 orang, Rejang Lebong dan Lebong 2 orang, Seluma 1 orang, BS dan
Kaur 1 orang. Memang sangat berat tantangan untuk memenuhi target tersebut,
ditengah masyarakat yang apatis dan wani piro.
Dalam rangka mengurangi masyarakat yang
wani piro, perlu dipetakan target rekrutmen dalam lima tahun ini. Hitungan
secara matematika bisa dipakai untuk kalkulasi suara dengan menambah kader terbina yang
tersebar di Provinsi
Bengkulu. Kaderisasi memetakan angka real kader terbina di tiap
kecamatan, desa/kelurahan. Jika diperlukan suara PKS untuk mencapai 20%, dihitung jumlah suara yang
dibutuhkan dibagi kader terbina dan keluarga besarnya. Misalnya jumlah kader
terbina 500 orang
sementara suara yang di butuhkan 20.000 sehingga setiap kader harus merekrut 40
orang ini tidak realistis.
Untuk memperkecil jarak antara jumlah kader
dan jumlah suara diperlukan rekutmen menjadi 1 kader terbina berbanding dengan
10 suara, sehingga dibutuhkan 4000 kader dengan 400 murobi, dan 40 guru
para murrobi. Jumlah tersebut akan menutup ongkos money
politik yang sering digunakan partai lain. Selain menambah jumlah kader terbina,
anggota DPR perlu merancang Undang-Undang Pemilu dan Pilkada yang berpihak
kepada masyarakat. Komisi Pemilu dikembalikan ke partai yang lolos ET dan lolos PT serta terdaftar menurut
UU, sehingga
diantara partai saling menjaga dan menghotmati.
Anggota Dewan asal PKS harus mampu mebangun
komunikasi dengan anggota dewan dari
partai lain. Hal ini dibutuhkan untuk
membangun suatu kebersamaan dalam mendukung pembangunan daerah agar lebih baik
dan terarah, sekaligus untuk membangun aliansi taktis untuk masa mendatang.
Akhirnya merujuk pada ungkapan Anis Matta yang mengatakan "Agenda terbesar yang selalu diingat oleh
para pembina dilapangan adalah bagaimana memperluas basis massa dan memperkuat
rekrutmen dalam rangka membangun real power ke depan” menjadi titik tekan poin ini.
------------------
Maroji :
- Ali Abdul Halim Mahmud ,Perangkat-perangkat
Tarbiyyah Ikhwan
- Anis Matta, Spiritualitas Kader(wallohu
alam)
0 komentar:
Posting Komentar