Ilustrasi: Ibu-Ibu Menampi Beras |
Kami para kader dakwah yang bersatu di PKS, laksana kumpulan butir-butir beras. Siap setia bersama dan berkorban untuk menjadi satu kekuatan besar, membuat perbaikan-perbaikan di negeri ini. Menjadi Bangsa yang bermarwah. Negara Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur. Atau negara yang adil dan makmur yang diberkati serta diampuni Allah. Dimana yang berhak akan mendapat haqnya, yang berkewajiban akan melaksanakan kewajibannya dan yang berbuat baik akan mendapat anugerah sebesar kebaikkannya. Masyarakat minoritas pun terlindungi dengan aman.Tidak ada lagi kezholiman.
Kembali kepada beras. Saya teringat Almarhummah Emmak di kampung dahulu. Sebelum beras ditanak menjadi nasi, terlebih dahulu beras ditampih dengan tampah terbuat dari anyaman bambu. Berulang-ulang agar sekam dan sampah berterbangan keluar. Bermakna ada beberapa oknum yang terlontar keluar dengan mudah dari Jama'ah PKS.
Selanjutnya Emmak akan meletakkan tampah tersebut, lalu mengutip batu-batu halus dan sejenisnya kemudian mencampakkannya keluar. Ini bermaksud, ada juga oknum nakal yang akhirnya harus dipaksa keluar dari Jama'ah PKS dengan munculnya berbagai peristiwa bahkan diluar dugaan. Tentu semuanya cara Allah yang kadang kala kita sendiripun tidak mengerti.
Beras harus tetap bersama dengan beras. Selainnya harus terpisah dan berpisah. Termasuk juga debu-debu yang melekat pada beras. Karena setelah itu, Emmak akan mencuci beras berulang kali hingga bersih. Setelah itu baru siap untuk ditanak menjadi nasi. Menjadi sumber kekuatan mencapai Rahmatan lil 'Alamin. Tetap Istiqomah. Semoga PKS berjaya di negeri ini. Allah Akbar...!!!
Batam, 28 Februari 2014
By: Antho Bandara - 081277018244
link
0 komentar:
Posting Komentar