KEMARIN, Senin (10/3/2014), saya dan seorang famili
bertandang ke rumah teman, Jaka, seorang birokrat di Desa Sido Luhur
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, Bengkulu. Kami berangkat dari rumah
di Simpang Tiga Ngalam Kecamatan Air Periukan, Seluma. Jarak dari
rumah kami ke rumah teman tersebut sekitar 21 km. Dari rumah, kami
melintasi jalan lintas barat (Jalinbar) sumatera. Mulai dari km 36 (dari
Kota Bengkulu) sampai ke km 15 (dari kota Bengkulu).
Lokasi rumah teman yang kami kunjungi itu, suasana
lingkungannya berbeda dengan tempat tinggal kami.Lingkungan di Simpang
Tiga Ngalam berada di Jalinbar Sumatera. Sedangkan lingkungan rumah teman
tersebut dalam suasana pelosok, masuk gang, sekitar 3 km dari Jalinbar. Saat
mulai memasuki Desa Sido Luhur itu, kami langsung dikagetkan dengan
ekspresi anak-anak yang bermain di pinggir jalan.
Sejumlah anak yang nampak di raut wajahnya sebagai penduduk
yang kurang akses transportasi dan informasi di banding di tempat
kami. Ana-anak itu mengejar-ngejar mobil kami sambil berteriak riang gembira.
Teriakannya itu yang membuat kami terharu dari dalam mobil."PKS PKS
PKS...," teriak anak-anak itu dengan ramai sembari berlarian.Tak berhenti
sampai di situ, anak-anak yang dapat mengejar laju mobil jenis Strada 4 wd
berstiker logo PKS nomor 3 serta Emergency Car PKS Seluma itu, lalu
berebut memegang bak pic up mobil.
Kelihatan betul di raut wajah anak-anak itu, mereka
gembira mengejar-ngejar mobil PKS. Sehingga laju mobil kami buat lebih pelan.
Saat kami parkir pun,kerumuanan anak-anak itu kemudian menghampiri kami.
Lantas kami pun merespon kegembiraan mereka. Sebelum cerita ini saya
tulis, saya bercerita kepada salah seorang teman wartawan yang belum lama
ini meraih penghargaan sebagai wartawan terbaik daerah dan sejak
beberapa tahun lalu mengantongi sertifikasi kompetensi wartawan madya dari
dewan pers. Teman ini tidak perlu saya sebutkan, hitung-hitung membalas
gaya wartawan menyembunyikan identitas narasumber di berita.
Menurut teman
itu, peristiwa yang kami alami kemrin itu mungkin menjadi pertanda PKS
akan jaya di Pemilu 2014."Biasanya, kalau nama tokoh atau nama parpol
atau nama produk sudah familiar di anak-anak sampai ke pelosok, itu
pertanda baik," kata teman itu kepada saya. Cukup lama saya
berdiskusi dengan praktisi jurnalistik itu. Dari cerita saya ini, dia pun
memberi saran agar partai dakwah ini didorong lebih familiar lagi.
Katanya, buatlah nyanyian versi lagu anak-anak yang isinya mengkampanyekan
PKS. Teman wartawan ini sesaat kemudian nampak lebih antusias lagi, dia
lantas menyanyikan ini (versi lagu Balonku Ada Lima);
PKS Nomor Tiga
Siapun nama calegnya
Ada Rudi dan Andik...
Semua baik saja
Tiba saat Pemilu
Dooorr...
Coblosnya cuma PKS
Hati ku senang gembira
Negeri ku sejahtera
PKS nomor Tiga
Dooorr..Coblosnya cuma PKS
Mendengar teman tadi bernyanyi, saya sendiri terkekeh
kekeh menertawakan dia. Tapi dia tak bergeming. Terus saja bernyanyi
sambil bertepuk tangan seolah dia sedang mengajak anak-anak TK. Hmm...
saran itu, setelah mendengar penjelasannya, nampaknya sangat baik. Tapi
saya sendiri bukan ahli periklanan, sehingga belum berani memutuskan untuk
mengikuti sarannya. (**)
Oleh : Rudi Rusdianto, Ketua DPD PKS Seluma
oh ini lagu yang dipakai ank2 tuk main tepuk2 tangan ganti lagu ampar2 pisang tah?? kreatif
BalasHapus