Media kembali membuat kita gerah. Semua pemberitaan mereka siarkan sesuai kemauan serta kepentingan mereka sendiri. Seperti berita mengenai Kader dan Simpatisan PKS yang membawa anak diberitakan begitu negatif. Sedangkan, jika ketika melihat hal yang sama dari Partai lain justru menjadi kabar yang baik mengenai partisipasi politik oleh Anak-anak.
SekJend PKS Taufiq Ridlo telah mengonfrrmasi bahwa DPP telah mensosialisasikan tentang hal ini kepada para kader dan Simpatisan, namun hal tersebut belum terlalu terkoordinir karena banyaknya orang tua yang tidak bisa menitipkan anaknya dahulu dan tidak memiliki pembantu. Taufik Ridlo pun berjanji akan berusaha lebih keras di kampanye selanjutnya untuk mensosialisasikan hal ini.
Ada hal dasar dari semua ini yang saya rasa harus dipahami, yaitu tentang budaya politik dari PKS yang sangat berbeda dari partai lainnya. Saya ingin membedakan istilah “Membawa anak” ini antara PKS dan beberapa partai yang melakukan nya.
Mungkin banyak yang berpandangan bahwa mereka masih anak-anak dan belum mengerti hal-hal tersebut. Umur saya 19 tahun saat ini dan dapat dihitung sendiri berapa umur saya saat pemilu 1999 maupun pemilu 2004, maka izinkan saya berpandangan tentang apa yang saya rasakan betul pada saat itu, dari kacamata seorang anak kecil tentunya. Berikut diantaranya:
Segala Konten yang disajikan adalah hal baik
Bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia bahwa ketika mendengar kalimat Kampanye yang terbersit adalah kata “Dangdut” atau “Uang”. Dan hal tersebutlah yang pada realita nya menjadi makanan sehari-hari rakyat Indonesia menjelang Pemilu. Seolah-olah para Politisi sudah kehabisan akal untuk menarik massa-nya berkampanye. Tapi PKS datang dengan hal baru. Bukan dengan Hal-hal yang sia-sia yang sangat jauh dari kesan bermanfaat.
Tapi dengan Ide-ide Visioner yang dimasukkan dalam Orasi maupun Taujih-taujih Rabbani. Pikiran masa kecil saya begitu tersentak saat itu melihat ratusan ribu orang datang berbondong-bondong tanpa dibayar untuk mendengarkan hal-hal tersebut. Namun lebih tersentak lagi ketika para Qiyadah partai mulai meng-orasi-kan Ide-ide mereka yang mereka miliki dan semangat para Kader serta Simpatisan untuk menyimak dan memberikan Takbir pada setiap Kata-kata yang menggugah semangat.
Budaya Bersih
Sepanjang acara para Kader dan Simpatisan begitu menjaga kebersihan di tempat dilangsungkannya acara, tidak akan ada yang asap rokok karena memang tidak ada kader PKS yang merokok. Begitupun setelah acara selesai, Pembawa Acara selalu mengintruksikan untuk mengambil sampah sebelum meninggalkan acara, seluruh Kader dan Simpatisan pun sudah sangat paham tentang hal ini. Setelah acara pun akan ada Relawan dan Pandu Keadilan yang siap menyisir sampah di tempat berlangsungnya acara dilaksanakan.
Budaya Tertib dan damai
Salah satu hal yang memberanikan para Orangtua membawa anak mereka adalah ketertiban yang berlangsung selama acara. Tidak ada rebut-rebutan barang karena memang tidak ada barang yang dibagikan. Tidak ada rebutan uang memang karena tidak ada uang yang dibagikan. Mereka semua datang hanya untuk mendengar dan men-charge kembali semangat mereka untuk membangun Indonesia.
Pendidikan politik
Demokrasi adalah jalan yang kita pilih bersama dengan Partai Politik sebagai ujung tombaknya. Maka dengan turut sertanya para generasi muda dapat menjadi benih untuk kelangsungan kehidupan berdemokrasi di masa depan. Ini jugalah yang membuat kami para Anak-anak kader PKS yakin hingga saat ini bahwa partai masih menjadi alat politik terbaik untuk kelangsungan demokrasi, karena kami telah diajarkan berdemokrasi sejak dini. Dan mungkin karena tidak diperkenalkan dengan Hal-hal seperti inilah banyak pemuda diluar sana saat ini yang saat ini begitu apatis jika ditanya mengenai Politik dan berbagai hal yang berhubungan dengan nya.
Saya tidak sedang berseberangan dengan peraturan KPU mengenai hal ini, saya hanya ingin mengingatkan esensi “Membawa anak” antara kader PKS dan partai lainnya yang sudah sangat berbeda. Ayah Bunda kami adalah pejuang, mereka mengajarkan makna perjuangan pada kami. Dan hal ini lebih kami sukai dari sekedar berjam-jam dirumah menonton acara TV yang semakin hari semakin tidak memberi manfaat sama sekali.
Wallahu a’lam Bissawab..
Oleh: Abdan Syakuro Lubis
Follow @rentos on Twitter
* pksnongsa.org
SekJend PKS Taufiq Ridlo telah mengonfrrmasi bahwa DPP telah mensosialisasikan tentang hal ini kepada para kader dan Simpatisan, namun hal tersebut belum terlalu terkoordinir karena banyaknya orang tua yang tidak bisa menitipkan anaknya dahulu dan tidak memiliki pembantu. Taufik Ridlo pun berjanji akan berusaha lebih keras di kampanye selanjutnya untuk mensosialisasikan hal ini.
Ada hal dasar dari semua ini yang saya rasa harus dipahami, yaitu tentang budaya politik dari PKS yang sangat berbeda dari partai lainnya. Saya ingin membedakan istilah “Membawa anak” ini antara PKS dan beberapa partai yang melakukan nya.
Mungkin banyak yang berpandangan bahwa mereka masih anak-anak dan belum mengerti hal-hal tersebut. Umur saya 19 tahun saat ini dan dapat dihitung sendiri berapa umur saya saat pemilu 1999 maupun pemilu 2004, maka izinkan saya berpandangan tentang apa yang saya rasakan betul pada saat itu, dari kacamata seorang anak kecil tentunya. Berikut diantaranya:
Segala Konten yang disajikan adalah hal baik
Bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia bahwa ketika mendengar kalimat Kampanye yang terbersit adalah kata “Dangdut” atau “Uang”. Dan hal tersebutlah yang pada realita nya menjadi makanan sehari-hari rakyat Indonesia menjelang Pemilu. Seolah-olah para Politisi sudah kehabisan akal untuk menarik massa-nya berkampanye. Tapi PKS datang dengan hal baru. Bukan dengan Hal-hal yang sia-sia yang sangat jauh dari kesan bermanfaat.
Tapi dengan Ide-ide Visioner yang dimasukkan dalam Orasi maupun Taujih-taujih Rabbani. Pikiran masa kecil saya begitu tersentak saat itu melihat ratusan ribu orang datang berbondong-bondong tanpa dibayar untuk mendengarkan hal-hal tersebut. Namun lebih tersentak lagi ketika para Qiyadah partai mulai meng-orasi-kan Ide-ide mereka yang mereka miliki dan semangat para Kader serta Simpatisan untuk menyimak dan memberikan Takbir pada setiap Kata-kata yang menggugah semangat.
Budaya Bersih
Sepanjang acara para Kader dan Simpatisan begitu menjaga kebersihan di tempat dilangsungkannya acara, tidak akan ada yang asap rokok karena memang tidak ada kader PKS yang merokok. Begitupun setelah acara selesai, Pembawa Acara selalu mengintruksikan untuk mengambil sampah sebelum meninggalkan acara, seluruh Kader dan Simpatisan pun sudah sangat paham tentang hal ini. Setelah acara pun akan ada Relawan dan Pandu Keadilan yang siap menyisir sampah di tempat berlangsungnya acara dilaksanakan.
Budaya Tertib dan damai
Salah satu hal yang memberanikan para Orangtua membawa anak mereka adalah ketertiban yang berlangsung selama acara. Tidak ada rebut-rebutan barang karena memang tidak ada barang yang dibagikan. Tidak ada rebutan uang memang karena tidak ada uang yang dibagikan. Mereka semua datang hanya untuk mendengar dan men-charge kembali semangat mereka untuk membangun Indonesia.
Pendidikan politik
Demokrasi adalah jalan yang kita pilih bersama dengan Partai Politik sebagai ujung tombaknya. Maka dengan turut sertanya para generasi muda dapat menjadi benih untuk kelangsungan kehidupan berdemokrasi di masa depan. Ini jugalah yang membuat kami para Anak-anak kader PKS yakin hingga saat ini bahwa partai masih menjadi alat politik terbaik untuk kelangsungan demokrasi, karena kami telah diajarkan berdemokrasi sejak dini. Dan mungkin karena tidak diperkenalkan dengan Hal-hal seperti inilah banyak pemuda diluar sana saat ini yang saat ini begitu apatis jika ditanya mengenai Politik dan berbagai hal yang berhubungan dengan nya.
Saya tidak sedang berseberangan dengan peraturan KPU mengenai hal ini, saya hanya ingin mengingatkan esensi “Membawa anak” antara kader PKS dan partai lainnya yang sudah sangat berbeda. Ayah Bunda kami adalah pejuang, mereka mengajarkan makna perjuangan pada kami. Dan hal ini lebih kami sukai dari sekedar berjam-jam dirumah menonton acara TV yang semakin hari semakin tidak memberi manfaat sama sekali.
Wallahu a’lam Bissawab..
Oleh: Abdan Syakuro Lubis
Follow @rentos on Twitter
* pksnongsa.org
0 komentar:
Posting Komentar