PERTH - Tak ingin ketinggalan gegap gempita pesta demokrasi di tanah air, para kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bermukim di Perth, Australia Barat, membuat acara meriah tentang partai ini versi mereka. Bertepatan dengan memudarnya hawa panas dan hadirnya semilir angin musim gugur, tajuk acara ini pun disesuaikan dengan nama musim yang sedang mereka nikmati itu yaitu "Autumn Festival".
Sabtu (22/3/2014) jam 10 pagi, panitia sudah tampak sibuk hilir mudik mengatur setting ruangan Harry Turner Hall di area Queens Park. Mereka mendekorasi ruangan dengan beberapa atribut partai berwarna hitam, kuning dan putih. Meja-meja yang diperuntukkan untuk peserta bazaar makanan dan baju ditata sedemikian rupa agar memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.
Contact person Pusat Pelayanan dan Informasi PKS Western Australia, Anton Faizal, dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan acara ini bukan hanya untuk memperkenalkan PKS kepada masyarakat Indonesia, namun lebih dimaksudkan sebagai ajakan untuk selalu peduli pada situasi tanah air lewat partisipasi warga Indonesia di luar negeri.
Salah satu bentuk kepedulian itu tentunya adalah melalui peran serta mereka dalam memilih wakil rakyat di ajang Pemilihan Umum. Peran serta ini penting, sebab meski tinggal jauh di ranah perantauan, masih ada kebijakan pemerintah Indonesia yang berpengaruh pada rakyat Indonesia di luar negeri, misalny atentang status kewarganegaraan, jaminan perlindungan buruh migran serta solusi bagi berbagai permasalahan mahasiswa.
Selain itu, acara seperti ini dimaksudkan juga untuk melakukan sosialisasi tentang pemilu bagi warga negara Indonesia di Perth. Misalnya, informasi tentang tanggal pemungutan suara. Berbeda dengan di Indonesia, pemungutan suara di luar negeri dilaksanakan lebih awal. Pemungutan suara di Perth dilaksanakan tanggal 6 April. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) tentu perlu dibantu dalam sosialisasi tentang pemilu ini, agar warga Indonesia di Australia Barat makin antusias dalam menggunakan hak pilihnya.
Acara ini dimeriahkan sekitar 200 pengunjung. Sebagian besar pengunjung datang bersama pasangan atau keluarga. Di antara mereka tampak beberapa warga Aussie yang didampingi pasangan Indonesianya. Karena bazaar memang menjadi acara utama, maka pantaslah jika seluruh meja yang menjual masakan khas Indonesia paling laris manis diserbu. Beberapa menu jajanan lezat seperti bubur ayam, mie ayam, lontong sayur, bakwan Malang, soto Banjar, nasi pecel, nasi liwet, pempek, serta aneka gorengan, selain disantap langsung, banyak juga yang memesan makanan itu untuk dibawa pulang.
Gerai baju-baju muslim, buku, asesoris serta suplemen kesehatan herbal tak kalah meriahnya. Bahkan meja yang menjual barang-barang bekas berkualitas yang dipajang di dekat pintu masuk sempat menjadi perhatian beberapa pengunjung. Usaha panitia menyediakan jasa face painting buat anak-anak patut diacungi jempol. Karena para bocah jadi bisa duduk tenang sementara orangtua mereka bersosialisasi sambil berwisata kuliner.
Sepanjang acara yang berdurasi sekitar lima jam itu, panitia beberapa kali memutar video tentang PKS, baik kiprah partai di masyarakat, himbauan untuk mengikuti pemilu, rekaman aktivitas kampanye PKS di Indonesia, serta profil salah satu calon legislatif yang diusung PKS untuk daerah pemilihan luar negeri yakni Dr. Taufiq Ramlan Wijaya. Bang Opick, panggilan akrab beliau, sebenarnya tidak terlalu asing bagi sebagian warga muslim Perth karena sudah dua kali berkunjung ke kota ini dalam rangka safari dakwah serta sosialisasi PKS di tahun-tahun lalu. Beliau juga ternyata sangat familiar dengan Australia karena menyelesaikan studi masternya di University of New South Wales. Profil bang Opick sempat dibahas di sebuah koran Indonesia yang terbit di Sydney, Indo Buletin.
Respon pengunjung terhadap kegiatan ini pada umumnya cukup positif. Beberapa ibu-ibu, seperti ibu Ertha dan ibu Yuan yang mengaku kurang memperoleh informasi tentang PEMILU jadi tercerahkan setelah mengikuti acara ini. Mereka pun bertekad untuk menyalurkan aspirasi politiknya dengan ikut memilih wakil-wakil rakyat yang muslim dan amanah.
Marco, seorang warga Australia muslim yang menikah dengan wanita Indonesia, begitu antusias menceritakan kesannya, "Acaranya bagus, keren, meriah dan sangat menyenangkan bagi orang Indonesia maupun bagi non-Indonesia. Acara ini cukup mencerminkan budaya Indonesia secara umum, dan budaya Islam Indonesia pada khususnya."
Yang mengejutkan adalah ketika ia mengutarakan kesannya tentang PKS. "Saya berpindah ke agama Islam di usia remaja,” papar Marco, “lalu banyak belajar Islam secara otodidak dari teman-teman muslim di disekitar saya. Terus terang saya belajar Islam lebih dalam dengan bentuk yang moderat,ramah dan inklusif melalui para ustadz di PKS. Karena saya pernah bekerja selama beberapa tahun di Indonesia dan berinteraksi dengan orang-orang shalih di PKS. Saya harap dan percaya PKS kelak dapat mempresentasikan ajaran Islam ke seluruh masyarakat Indonesia yang heterogen melalui cara dakwahnya yang fleksibel."
Foto Marco (paling kiri), istrinya dan panitia (suami-istri) |
Di akhir acara, tanpa sungkan Marco pun mengajak panitia untuk berfoto bersama sambil mengacungkan tiga jarinya. [Vienna Alifa, Perth]
0 komentar:
Posting Komentar