Beberapa ormas islam mempermasalahkan ijtihad politik partai
PKS yang Kontroversial dalam mencalonkan calon anggota legislatif dari kaum
nasrani. Bagi mereka hal tersebut inkonsistensi terhadap ideologi PKS yang
katanya partai islam. Namun ditengah kontroversialnya hal tersebut PKS terus
melangkah dengan penuh optimis
Di suatu saat saya mencoba berdiskusi dengan seorang tokoh
PKS di Bengkulu ini ,Namanya Andik sugio basuki Lc. Saat saya menanyakan hal
tersebut, beliau berkata “mereka butuh diayomi”. Dalam hal-hal yang bersifat sosial
tak ada salahnya kita saling membantu,Saling
menghormati antar umat manusia. Bukan-kah islam itu Haqqul jamil.? Begitu kata
beliau. Selanjutnya saya menanyakan keputusan PKS menerima CALEG dari
orang-orang non muslim. Menurut beliau hal tersebut dilakukan dalam rangka
menjaga roda dakwah untuk terus berjalan.misalnya di daerah minoritas muslim,
seperti di Papua. Kita harus flexible dalam hal yang bersifat social kata
beliau.dan saat hubungan kita sudah terjalin dengan baik. Maka mereka mudah
menerima kita. Saat ini di papua bukan kristenisasi yang booming tapi
islamisasi yang meningkat. Karena sebetulnya mereka butuh diayomi, mereka
nyaman dengan system islam.
Dan memang benar, calon anggota legislatif yang berasal dari
PKS merasakan hal itu, toleransi kader-kader PKS itu adalah toleransi yang
membangun. Bukan streotif etnik yang membawa kepada konflik etnik. Dan menurut
mereka kebaikan itu harus dibalas dengan kebaikan.
Kehadiran islam dimuka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi
seluruh alam, bukan hanya bagi umat islam itu sendiri. Dengan nilai yang begitu
luhur tersebut umat islam itu adalah umat yang pertengahan (umatan washatan). Kita
penengah, bukan umat perusuh. Maka langkah yang di ambil oleh PKS tersebut
tidaklah bertentangan dengan ideologinya yang merupakan Partai Dakwah. Namanya saja
partai dakwah, ya berdakwah kesemua lini
umat manusia. (irul)
0 komentar:
Posting Komentar