-

  • Latest News

    Sabtu, 01 Februari 2014

    Perempuan, Politik, dan PKS

      

    Secara psikologi, perempuan dikenal dengan sosok yang lemah lembut. Ada yang bilang, perempuan itu lebih cocok di rumah saja, mengurus anak dan rumah. Berkecimpung di ranah publik ataupun politik sama halnya mengabaikan urusan domestik, yang dapat berujung pada keretakan rumah tangga. Ehm, apakah anda sependapat? Sepertinya, anda akan berfikir ulang usai membaca cerita saya berikut;

    Kemarin (Jum’at, 31 Januari 2014) saya bersyukur bisa hadir di sebuah forum kewanitaan yang diadakan DPD PKS Bidang Kewanitaan Kabupaten Kediri. Pasalnya, hadir seorang politisi perempuan PKS bernama Yulyani, sosok perempuan asal Bengkulu yang kini hendak melenggangkan kiprahnya dalam panggung pemilu tingkat DPD RI tahun 2014-2019. Dengan HATI Jatim Berani, demikian jargon yang beliau usung.

    Keberanian memang harus dimiliki seorang politisi. Bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan yang malah lebih dominan mengandalkan perasaan ketimbang logika. Berani mengambil kebijakan untuk kemaslahatan masyarakat, berani berbaur dengan keragaman serta berani mengatakan tidak pada korupsi.

    Dari cara bertutur, mbak Yul (panggilan akrab) termasuk perempuan yang sangat tegas, suaranya lantang, enerjik, murah senyum, dan penuh semangat. Capacity building beliau tidak diragukan lagi, terbukti dari  rekam jejak kepemimpian Mbak Yul di berbagai organisasi baik internal maupun eksternal partai sejak tahun 1988. Berbagai penghargaan pun kerap ia raih diantaranya; Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terbaik Jawa Timur 2006, Women of the year 2006 (Bidang Politik)Citra Mandiri Indonesia, Kartini Tangguh Surabaya Radar Surabaya, Golder Leader Asia Pasific Taiwan 2010, International Visitor Leader Program USA 2010.

    Bukan hanya bidang politik, sebagai seorang pengusaha, mbak Yul berhasil menyabet sederet penghargaan bisnis seperti The Best Marketing and Performance Indonesia Exotica Singapura, Delegation from Indonesia in 6th Forum for Businesswoman in Islamic Countries Bahrain, Career Women In Development Golden Award, dan masih banyak lagi.

    Fantastis bukan? masihkah ada yang beranggapan bahwa perempuan tidak cocok memberikan kontribusi untuk bangsanya melalui parlemen? Lantas, bagaimana beliau membangun biduk rumah tangga dengan terbatasnya waktu untuk keluarga? 

    Bahagia itu Banyak Memberi dan Terus Belajar

    Di sela-sela acara kemarin, beliau juga menceritakan bagaimana suka dan dukanya menjadi perempuan yang kesehariaannya habis untuk urusan publik. Naluri seorang ibu, pasti akan dibenturkan dengan kondisi internal rumah. Saat anak sakit, cucian menumpuk, belum beres-beres rumah dan masih banyak lagi urusan domestik lainnya.

    Menurut Mbak Yul, kunci sukses bagi perempuan yang sibuk di ranah publik adalah manajemen waktu, pintar mengelola waktu, pendelegasian, memanfaatkan quality time bersama keluarga, dan terus melakukan komunikasi dengan baik.

    Satu hal yang membuat mbak Yul semangat untuk terus berkiprah di ranah politik adalah ingin memberikan kontribusi sebanyak- banyaknya untuk masyarakat Indonesia. Ia sangat yakin, giving is the best communication. Dengan banyak memberi, ia dan keluarga akan bahagia.

    Bagi seorang perempuan, tentu hal ini tidaklah mudah, ibarat mengembara dalam hutan belantara, politisi perempuan memang harus cukup power untuk menjaga diri dari ancaman binatang buas atau jebakan pemburu liar. Power inilah yang dibangun melalui proses belajar panjang dan butuh waktu puluhan tahun. Tidak bisa instan. Hal ini juga dibuktikan mbak Yul, bagaimana ia belajar keras dari para pakar dan ahli di bidangnya untuk memecahkan satu persoalan atau menentukan suatu kebijakan baru.

    Jika dalam RUU Pemilu telah disahkan bahwa partai politik benar-benar mengakomodasi kuota 30% calon legislatif bagi kader perempuan. Maka, ini menjadi peluang besar bagi para perempuan untuk untuk berkiprah dan membangun bangsa melalui dunia politik. Namun, lagi-lagi yang menjadi pertanyaan adalah sudah siapkah perempuan dari partai tersebut mengembara di hutan belantara tanpa bekal memadai?

    Sepertinya, para calon anggota legislatif perempuan bisa belajar dari pergulatan mbak Yulyani sebagai politisi perempuan PKS, bagaimana menjadi Istri Shaliha dan Politis Bersih.  Ingin tahu lebih banyak tentang Mbak Yul, bisa mampir ke sini http://www.yulyani.net/.


    *by Nurul Habeeba (Blogger)@pkspiyungan
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Perempuan, Politik, dan PKS Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top