Era digital seperti sekarang ini, media sosial tak terhindari dijadikan alat untuk meningkatkan citra politik jelang pemilihan umum legislatif dan presiden 2014. Hal tersebut bertujuan untuk mendapat suara maksimal dari calon pemilih.
Namun menggunakan media sosial sebagai kendaraan politik diharuskan memiliki trik-trik tersendiri untuk menggaet massa. Seorang konsultan media untuk citra perorangan, Bambang Purnomo, menjabarkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan oleh calon kandidat dalam berkampanye di media sosial.
Harus Ada Ide
Bambang menekankan poin pertama adalah keharusan adanya ide atau gagasan yang bisa dijual. Ide dari kandidat tersebut merupakan sebuah stimulus untuk melakukan sebuah gerakan bersama.
Ide yang Menjual
Gagasan bukan sembarang gagasan. Ide yang dicanangkan haruslah menjual, bukan yang murahan. Selain itu ide juga harus orisinil dari pemikiran sendiri, dan harus realistis dengan fakta yang ada di lapangan. "Ide harus menjual, orisinil, dan realistis," kata Bambang kepada Okezone, Kamis (13/3/2014).
Peka Terhadap Isu
Untuk menjadi orang yang bakal menjadi wakil rakyat atau pemimpin negara haruslah selalu mengetahui isu terkini. Tak hanya itu, kandidat juga diwajibkan untuk peka terhadap isu yang ada. "Kandidat harus peka terhadap isu-isu faktual yang berkembang di masyarakat. Harus merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Ia harus jadi leader isu," kata Bambang.
Membuat Isu
Ide yang dijual oleh tokoh tersebut haruslah menjadi isu publik yang banyak dibicarakan. Harapannya agar isu tersebut menjadi perhatian media mainstream yang kemudian kembali disebarluaskan.
Interaktif
Para calon legislatif dan presiden sudah seharusnya bersifat interaktif di jejaring sosial. Berinteraksi dengan pengikut untuk meminta masukan, tanggapan dan isu-isu faktual.
Jangan Berlebihan
Melakukan pencitraan melalui media sosial, dikatakan oleh Bambang, seyogyanya tak terlalu berlebihan. Karena para warga dunia maya sudah pintar-pintar menilai tokoh yang mencitrakan dirinya lewat akun jejaring sosial
Mempunyai Tim Media Sosial
Seorang tokoh politisi tak bisa bekerja sendirian di dunia maya. Ia haruslah memiliki tim media sosial yang bertugas dengan pekerjaan yang berbeda-beda. Di antaranya yakni untuk memantau, menganalisis, dan media intelijen serta tim humas.
sumber :okezone
Namun menggunakan media sosial sebagai kendaraan politik diharuskan memiliki trik-trik tersendiri untuk menggaet massa. Seorang konsultan media untuk citra perorangan, Bambang Purnomo, menjabarkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan oleh calon kandidat dalam berkampanye di media sosial.
Harus Ada Ide
Bambang menekankan poin pertama adalah keharusan adanya ide atau gagasan yang bisa dijual. Ide dari kandidat tersebut merupakan sebuah stimulus untuk melakukan sebuah gerakan bersama.
Ide yang Menjual
Gagasan bukan sembarang gagasan. Ide yang dicanangkan haruslah menjual, bukan yang murahan. Selain itu ide juga harus orisinil dari pemikiran sendiri, dan harus realistis dengan fakta yang ada di lapangan. "Ide harus menjual, orisinil, dan realistis," kata Bambang kepada Okezone, Kamis (13/3/2014).
Peka Terhadap Isu
Untuk menjadi orang yang bakal menjadi wakil rakyat atau pemimpin negara haruslah selalu mengetahui isu terkini. Tak hanya itu, kandidat juga diwajibkan untuk peka terhadap isu yang ada. "Kandidat harus peka terhadap isu-isu faktual yang berkembang di masyarakat. Harus merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Ia harus jadi leader isu," kata Bambang.
Membuat Isu
Ide yang dijual oleh tokoh tersebut haruslah menjadi isu publik yang banyak dibicarakan. Harapannya agar isu tersebut menjadi perhatian media mainstream yang kemudian kembali disebarluaskan.
Interaktif
Para calon legislatif dan presiden sudah seharusnya bersifat interaktif di jejaring sosial. Berinteraksi dengan pengikut untuk meminta masukan, tanggapan dan isu-isu faktual.
Jangan Berlebihan
Melakukan pencitraan melalui media sosial, dikatakan oleh Bambang, seyogyanya tak terlalu berlebihan. Karena para warga dunia maya sudah pintar-pintar menilai tokoh yang mencitrakan dirinya lewat akun jejaring sosial
Mempunyai Tim Media Sosial
Seorang tokoh politisi tak bisa bekerja sendirian di dunia maya. Ia haruslah memiliki tim media sosial yang bertugas dengan pekerjaan yang berbeda-beda. Di antaranya yakni untuk memantau, menganalisis, dan media intelijen serta tim humas.
sumber :okezone
0 komentar:
Posting Komentar