Aku, kamu dan dia adalah pejuang
Itu mungkin kita rasakan berulang-ulang
Pergi pagi terkadang lupa pulang
Bahkan...tak tidur hingga fajar menjelang
Tapi kita nikmati itu semua krn tujuan kita bukan krn uang
Akhi...
Kugoreskan puisi ini menjelang petang
Saat mentari tak lagi tinggi mengambang
Saat penglihatanku agak berkunang
Saat itu pula doa ikatan kita lafadzkan tanpa bimbang
Tapi akhi...
Kenapa aku merasakan seperti ada jurang
Mungkinkah ini hanya perasaanku seorang
Akhi...
Kita semua beranggapan kita pejuang
Berjuang krn addinullah yg kita sayang
Posisi kita sama tapi tak terlihat orang
Tapi kenapa akhi...
Kenapa jarak membentang kau jadikan penghalang
Kenapa tepuk dada menekan pinggang
Akhi...
Kita juga tahu telah banyak yg hilang
Satu persatu mereka tumbang
Lalu pergi bak tentara kalah perang
Walau tak sedikit pula yg datang
Akhi...
Ini puisi tanda sayang
Jgn karena ini engkau bimbang
Mari kita sama-sama mengenang
Bahwa kita ini pejuang
Bahwa kita tak ingin ada jurang
Kita ingin dakwah menang...
Allahu Akbar!!!
dm/pksnongsa.org/Batam, mendung ceriah 19/5/2014
0 komentar:
Posting Komentar