by
Sri Komarudin*
Terlepas dari peningkatan jumlah suara PKS dan juga perolehan kursinya di daerah-daerah lain, namun di kediamanku suara PKS mengalami penurunan.
Rasanya seperti tidak percaya. Di pemilu sebelumnya suara PKS di lingkungan kami selalu unggul. Baik pada pileg ataupun pilgub. Namun sekarang?
Lembaran uang berwarna merah, biru, juga hijau yang disodorkan kepada masyarakat menjelang pileg, memporak porandakan pertahanan para simpatisan kami, untuk kemudian beralih memilih partai para penyuap itu.
Kerja yang kami lakukan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk melembutkan hati masyarakat agar mereka tergerak untuk memilih partai yang benar-benar memperhatikan nasib mereka, partai yang memperjuangkan kebenaran, berantakan!
Tidak terlalu telak memang, selisih angkanya hanya sedikit. Hanya belasan. Dan yang sedikit menghibur, ada satu TPS yang disitu suara PKS masih unggul.
Namun secara umum, suara PKS di Bogor memang mengalami penurunan hingga kami kehilangan satu kursi!
Sedih, kecewa, marah, kesal, merasa dikhianati. Itu adalah perasaan yang berkecamuk di hati masing-masing kami para kader PKS. Namun itu adalah goncangan awal, wajar dan manusiawi mungkin. Untuk selanjutnya kami kembali tersadar.
Bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Yang terpenting adalah kami sudah berjuang semaksimal yang kami bisa, sedangkan hasil adalah mutlak kuasa Allah SWT.
Dari sini kami semakin yakin bahwa yang kami butuhkan adalah pahala dan yang lebih utama adalah keridhoan NYA. Agar segala lelah letih tidak sia-sia. Agar segala kemampuan yang sudah kami kerahkan tidak percuma.
Tidak ada kata kalah bagi seorang pejuang kebenaran. Jika berhasil meraih dukungan hingga mendapatkan posisi, itu adalah kemenangan karena dengan kedudukkannya ia akan semaksimal mungkin melayani masyarakat.
Tapi jika telah berpeluh lelah, mengorbankan harta dan tenaga, tapi "tidak menghasilkan apa-apa", maka sesungguhnya kami tetap menang. Menang karena telah mengalahkan keegoisan, kemalasan, kekikiran, dengan tetap bekerja, berkorban dan berjuang.
Tujuan dalam berjuang lah yang membedakan partai kami PKS dengan orang-orang diluar sana. Hingga dalam kamus perjuangan kami hanya ada kata "MENANG dan MENANG, TIDAK PERNAH KALAH".
Kini, kami kembali pada hari-hari yang tetap penuh perjuangan. Klinik gratis USMC yang merupakan kliniknya kader PKS, tetap buka seperti biasa. Tetap melayani Pak Handoko yang dipileg kemarin mencolok mata kami dengan terang-terangan menjadi saksi dari partai lain.
Melayani Pak Sarjuki yang sehari sebelum pencoblosan sudah aku wanti-wanti agar memilih PKS karena kebetulan di hari itu ia berobat ke klinik, namun disaat pileg beliau ternyata memilih dan menjadi saksi untuk partai lain.
Melayani bu Kustinah yang juga tidak setia kepada PKS karena sudah diajak jalan-jalan secara gratis oleh partai lain.
Demikian juga lembaga podium yang setiap bulannya menyantuni anak sekolah dari kalangan tidak mampu, yang juga banyak "dikhianati" oleh para wali murid membernya, tapi sekarang tetap beroprasi seperti biasa.
Yah, kami tetap ada untuk melayani masyarakat meski disaat kami membutuhkan suara mereka, mereka lebih memilih partai lain yang memberi beberapa lembar uang meski mereka hanya datang tiap 5 tahun sekali.
Begitulah PKS yang akan selalu setia merawat cinta untuk tetap bekerja dan melayani, karena untuk itulah kami ada! (pkspiyungan.org)
*Ibu rumahtangga, kader PKS Bojonggede, Bogor
Sri Komarudin*
Terlepas dari peningkatan jumlah suara PKS dan juga perolehan kursinya di daerah-daerah lain, namun di kediamanku suara PKS mengalami penurunan.
Rasanya seperti tidak percaya. Di pemilu sebelumnya suara PKS di lingkungan kami selalu unggul. Baik pada pileg ataupun pilgub. Namun sekarang?
Lembaran uang berwarna merah, biru, juga hijau yang disodorkan kepada masyarakat menjelang pileg, memporak porandakan pertahanan para simpatisan kami, untuk kemudian beralih memilih partai para penyuap itu.
Kerja yang kami lakukan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk melembutkan hati masyarakat agar mereka tergerak untuk memilih partai yang benar-benar memperhatikan nasib mereka, partai yang memperjuangkan kebenaran, berantakan!
Tidak terlalu telak memang, selisih angkanya hanya sedikit. Hanya belasan. Dan yang sedikit menghibur, ada satu TPS yang disitu suara PKS masih unggul.
Namun secara umum, suara PKS di Bogor memang mengalami penurunan hingga kami kehilangan satu kursi!
Sedih, kecewa, marah, kesal, merasa dikhianati. Itu adalah perasaan yang berkecamuk di hati masing-masing kami para kader PKS. Namun itu adalah goncangan awal, wajar dan manusiawi mungkin. Untuk selanjutnya kami kembali tersadar.
Bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Yang terpenting adalah kami sudah berjuang semaksimal yang kami bisa, sedangkan hasil adalah mutlak kuasa Allah SWT.
Dari sini kami semakin yakin bahwa yang kami butuhkan adalah pahala dan yang lebih utama adalah keridhoan NYA. Agar segala lelah letih tidak sia-sia. Agar segala kemampuan yang sudah kami kerahkan tidak percuma.
Tidak ada kata kalah bagi seorang pejuang kebenaran. Jika berhasil meraih dukungan hingga mendapatkan posisi, itu adalah kemenangan karena dengan kedudukkannya ia akan semaksimal mungkin melayani masyarakat.
Tapi jika telah berpeluh lelah, mengorbankan harta dan tenaga, tapi "tidak menghasilkan apa-apa", maka sesungguhnya kami tetap menang. Menang karena telah mengalahkan keegoisan, kemalasan, kekikiran, dengan tetap bekerja, berkorban dan berjuang.
Tujuan dalam berjuang lah yang membedakan partai kami PKS dengan orang-orang diluar sana. Hingga dalam kamus perjuangan kami hanya ada kata "MENANG dan MENANG, TIDAK PERNAH KALAH".
Kini, kami kembali pada hari-hari yang tetap penuh perjuangan. Klinik gratis USMC yang merupakan kliniknya kader PKS, tetap buka seperti biasa. Tetap melayani Pak Handoko yang dipileg kemarin mencolok mata kami dengan terang-terangan menjadi saksi dari partai lain.
Melayani Pak Sarjuki yang sehari sebelum pencoblosan sudah aku wanti-wanti agar memilih PKS karena kebetulan di hari itu ia berobat ke klinik, namun disaat pileg beliau ternyata memilih dan menjadi saksi untuk partai lain.
Melayani bu Kustinah yang juga tidak setia kepada PKS karena sudah diajak jalan-jalan secara gratis oleh partai lain.
Demikian juga lembaga podium yang setiap bulannya menyantuni anak sekolah dari kalangan tidak mampu, yang juga banyak "dikhianati" oleh para wali murid membernya, tapi sekarang tetap beroprasi seperti biasa.
Yah, kami tetap ada untuk melayani masyarakat meski disaat kami membutuhkan suara mereka, mereka lebih memilih partai lain yang memberi beberapa lembar uang meski mereka hanya datang tiap 5 tahun sekali.
Begitulah PKS yang akan selalu setia merawat cinta untuk tetap bekerja dan melayani, karena untuk itulah kami ada! (pkspiyungan.org)
*Ibu rumahtangga, kader PKS Bojonggede, Bogor
0 komentar:
Posting Komentar