Islam & Politik di Indonesia adalah topik yg selalu menarik, tak lekang oleh waktu..
Pertama, karena memang ada ajaran yg menganjurkan kita terlibat dlm membentuk masyarakat kita, dan wahana utk itu adlh politik..
Dan kedua, karena umat Islam adlh bagian tak terpisahkan dlm kehidupan berbangsa dan bernegara..
Dlm buku sy, #gelombangke3, sy membahas Islam sbg faktor kohesi terbentuknya nasionalisme Indonesia..
Jauh sebelum nasionalisme muncul, gerakan Islam telah menyediakan pergaulan yg luas serta kristalisasi kepentingan dan identitas..
Kalau pakai istilah skrg, para saudagar Islam dulu sudah punya networking yg luas..
Pesantren juga berperan membangun nasionalisme, krn menjadi pusat2 perlawanan kpd penjajah..
Umat islam jg mjd pemasok cendekiawan yg mjd pnggerak nasionalisme Indonesia.. Disini peran orgnisasi spt Muhammadiyah,NU,PERSIS,PERTI,dll..
Karena itu wajar jika umat islam selalu menjadi bagian dlm dinamika politik Indonesia..
Debat dasar negara pertama, adalah debat antara nasionalisme "sekeluer" dgn nasionalisme berlandaskan agama..
Dalam sejarah kita mencatatnya sebagai debat Piagam Jakarta..
Setelah merdeka, aspirasi Islam mengkristal menjadi partai2 politik yg ikut pemilu 1955.. 3 dr 5 besar pemenang adalah partai Islam..
Umat Islam terlibat dlm konflik berdarah dgn komunisme.. Menjadi bulan2an PKI dan dimobilisasi pasca-G30S..
Setelah Orde Baru trbentuk, hubungan Islam & politik menjd tegang.. Orba menutup debat mslh ideologi dgn alasan stabilitas utk pembangunan..
Proses politik disederhanakan melalui fusi partai2.. Azas tunggal diterapkan..
Kelompok politik Islam ditekan.. Stigma ekstrem "kanan".. Peristiwa Tj Priok..
Semua ini meninggalkan luka dan trauma yg dalam bagi umat Islam..
Memasuki 90-an memang ada perubahan sikap Pak Harto yg membawa "angin segar".. Pak Harto naik haji, terbentuknya ICMI, suasana "ijo royo2"..
Suasana ini bkn saja di-drive dr atas, tp di masyarakat jg mulai terbentuk kelas menengah Islam.. Ekspresinya bukan politik, tp identitas..
Sebagian menganggap itu langkah politik utk mencari basis politik baru setelah tentara tidak solid mendukung Pak Harto..
Setelah Reformasi, suasana bebas, ekspresi politik terbuka, berbagai hal juga mencapai konsensus..
Relasi Islam & negara sdh mncapai ekuilibrium.. Tafsir ideologi tdk ditunggalkn.. Pancasila mnjd panggung trbuka utk identitas yg berbeda2..
Saatnya umat Islam memulihkan luka dan trauma politik akibat memori buruk masa lalu..
Saatnya umat Islam mengekspresikan aspirasi dan identitasnya dalam politik..
Umat Islam adlh bagian yg tak terpisah dlm kehidupan berbangsa dan bernegara.. Kt bisa mewarnai lanskap politik & ikut mmbentuk masyarakat..
Mari berpartisipasi dlm politik.. Sekecil apa pun peran kita.. Sesungguhnya tdk ada peran kecil dlm ikut membentuk masyarakat..
Kobarkan semangat Indonesia!!
sumber : https://twitter.com/anismatta
Pertama, karena memang ada ajaran yg menganjurkan kita terlibat dlm membentuk masyarakat kita, dan wahana utk itu adlh politik..
Dan kedua, karena umat Islam adlh bagian tak terpisahkan dlm kehidupan berbangsa dan bernegara..
Dlm buku sy, #gelombangke3, sy membahas Islam sbg faktor kohesi terbentuknya nasionalisme Indonesia..
Jauh sebelum nasionalisme muncul, gerakan Islam telah menyediakan pergaulan yg luas serta kristalisasi kepentingan dan identitas..
Kalau pakai istilah skrg, para saudagar Islam dulu sudah punya networking yg luas..
Pesantren juga berperan membangun nasionalisme, krn menjadi pusat2 perlawanan kpd penjajah..
Umat islam jg mjd pemasok cendekiawan yg mjd pnggerak nasionalisme Indonesia.. Disini peran orgnisasi spt Muhammadiyah,NU,PERSIS,PERTI,dll..
Karena itu wajar jika umat islam selalu menjadi bagian dlm dinamika politik Indonesia..
Debat dasar negara pertama, adalah debat antara nasionalisme "sekeluer" dgn nasionalisme berlandaskan agama..
Dalam sejarah kita mencatatnya sebagai debat Piagam Jakarta..
Setelah merdeka, aspirasi Islam mengkristal menjadi partai2 politik yg ikut pemilu 1955.. 3 dr 5 besar pemenang adalah partai Islam..
Umat Islam terlibat dlm konflik berdarah dgn komunisme.. Menjadi bulan2an PKI dan dimobilisasi pasca-G30S..
Setelah Orde Baru trbentuk, hubungan Islam & politik menjd tegang.. Orba menutup debat mslh ideologi dgn alasan stabilitas utk pembangunan..
Proses politik disederhanakan melalui fusi partai2.. Azas tunggal diterapkan..
Kelompok politik Islam ditekan.. Stigma ekstrem "kanan".. Peristiwa Tj Priok..
Semua ini meninggalkan luka dan trauma yg dalam bagi umat Islam..
Memasuki 90-an memang ada perubahan sikap Pak Harto yg membawa "angin segar".. Pak Harto naik haji, terbentuknya ICMI, suasana "ijo royo2"..
Suasana ini bkn saja di-drive dr atas, tp di masyarakat jg mulai terbentuk kelas menengah Islam.. Ekspresinya bukan politik, tp identitas..
Sebagian menganggap itu langkah politik utk mencari basis politik baru setelah tentara tidak solid mendukung Pak Harto..
Setelah Reformasi, suasana bebas, ekspresi politik terbuka, berbagai hal juga mencapai konsensus..
Relasi Islam & negara sdh mncapai ekuilibrium.. Tafsir ideologi tdk ditunggalkn.. Pancasila mnjd panggung trbuka utk identitas yg berbeda2..
Saatnya umat Islam memulihkan luka dan trauma politik akibat memori buruk masa lalu..
Saatnya umat Islam mengekspresikan aspirasi dan identitasnya dalam politik..
Umat Islam adlh bagian yg tak terpisah dlm kehidupan berbangsa dan bernegara.. Kt bisa mewarnai lanskap politik & ikut mmbentuk masyarakat..
Mari berpartisipasi dlm politik.. Sekecil apa pun peran kita.. Sesungguhnya tdk ada peran kecil dlm ikut membentuk masyarakat..
Kobarkan semangat Indonesia!!
sumber : https://twitter.com/anismatta
0 komentar:
Posting Komentar