Seorang wanita yang sering disapa “Ummi” ini oleh siapapun dikenal
sebagai sosok yang bak mutiara yang jarang ditemukan. Bahkan sebagian
mengatakan bahwa Ummi adalah sosok shahabiyah yang ada di zaman sekarang.
Bagaimana tidak semua yang beliau contohkan dan lakukan seperti apa yang para
sahabiyah lakukan di zaman Rasulullah. Ummi memang tidak memiliki nama sebesar
Ibu Megawati Soekarno Putri atau dikenang sedalam ibu Kartini. Namun,sosok
beliau sulit dilupakan di hati setiap orang yang mengenal Ummi. Itu sudah lebih
dari cukup untuk menjadi amalan Ummi.
Lahir selasa 14 November 1962 di Batuceper, Tanggerang, Yoyoh Yusroh
adalah anak ke-4 dari 10 Bersaudara dari Alm. H.Abdussomad dan Hj. Aminah.
Namun, 3 kakak Ummi tidak berumur panjang sehingga Ummi akhirnya menjadi Anak
Sulung dengan 6 adik. Di Masa kecil ummi banyak mengalami kejadian yang
mengesankan yaitu sudah mendampingi ayah ke berbagai tempat pengajian ke
masjid-masjid atau pun surau-surau. Dari sini ummi menjadi sosok yang mudah
bergaul dengan siapapun. Ayahanda juga mengajarkan Ummi untuk berani tampil di
depan umum dengan ikut lomba pidato di usia 5 tahun. Sang ayah juga mengajarkan
Ummi berbagai Ilmu, membaca berbagai buku termasuk kitab kuning dengan tulisan
arab gundul sehingga Ummi hobi membaca dan senang sekali menuntut ilmu sejak
kecil. Ummi pun sudah mandiri sejak kecil, di usianya yang baru 10 tahun Ummi
harus mengasuh keenam adiknya saat kedua orang tuanya berangkat haji selama
tiga bulan. Ummi pun sudah terbiasa dengan wirid Qur’an sehingga bisa khatam
6-7 kali waktu Ramadhan, ummi juga sudah hafal AL Mulk saat 4 tahun. Dalam
pendidikan Umum pun Ummi tidak kalah hebatnya dengan yang lain. Buktinya Ummi
sudah disertakan ikut ujian sekolah tingkat SD saat masih duduk di kelas 5 SD
dan Ummi pun lulus. Didikan kedua orangtuanya lah yang akhirnya membuat Ummi
menjadi sosok bak mutiara.
Terinspirasi dari kedua orang tuanya yang menjadi pendidik dan mubaligh.
Maka Ummi memutuskan untuk meniti karier sebagai guru. Ummi akhirnya menapaki
pendidikan di PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) selama 4 tahun. Sewaktu di
PGAN Ummi diberikn kesempatan berceramah di depan ta’lim besar. Ummi pun
menyentil pemerintahan Orba lewat ceramahnya. Semua peserta terkesan dengan Apa
yang Ummi sampaikan. Inilah awal mula keberanian dan wawasan berpolitik ummi
terlihat.
Keberanian dan wawasan berpolitik Ummi adalah warisan
dari sang ayah yang kala itu bergabung di PPP. Ayah Ummi pernah beberpa kali
beruurusan dengan aparat terkait kritikan beliau terhadap kebijakan pemerintah.
Perjuangan itu pun dilanjutkan oleh Ummi. Setelah lulus dari PGAN, Ummi
melanjutkan pendidikan ke PGA Jakarta/ setara SMA. Di masa itu Ummi sudah aktif
di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan PII (Pelajar Islam
Indonesia). Di mata teman-teman, Ummi dikenal sebagai sosok pemimpin dan
pintar. Ummi pernah menjadi komandan Asrama dan lulusan Terbaik Se-DKI Jakarta
saat di PGA.Setelah lulus PGA, Ummi kuliah di IAIN Jakarta (Sekarang: UIN
SYAHID). Saat menjadi mahasiswa Ummi tidak perlu membayar uang kontrakan karena
sang pemilik kontrakan berterimakasih karena kebiasaan ummi membaca Al Qur’an
setiap malam. ..... (M. Azizah/bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar