Ia jauh tapi dekat
Ia ringkih tapi kuat
Ia biasa tapi jelas berderajat
Hati ini tempat ia terpahat
Tidak. Jelas ini tidak sebentar
Tujuh tahun tidak membuatnya samar
Jiwa-jiwa yang memar
Rindu membuncah menggelegar
Menatap nanar dunia brutal
Berdiri tegar di tanah kasar
Curup tenang bukan gamang
Batang pohon cokelat bukan hitam
Tanah cokelat bukan merah
Hutan Curup asli bukan hasil reboisasi
Masya Allah, dingin pula
Orang-orang puas dengan tempe bukan Pizza
Tidak mengeluh dengan Nokia 1600 bukan harus Android
Syukur ruah untukmu Tuhan
Bersitan surga kecil yang kubanggakan
Toleh kanan hutan itu biasa
Padi merunduk di pinggir jalan
Halaman kadang kebun kopi
Durian jatuh bangkitkan rasa
Isi Perut Kaba jadi sumber air panas
Penuh bocah ingusan di Suban Air Panas
Amboi, macam pasti surga gelak tawanya
Datuk datang
Mak datang
Encik datang
Air hangat belerang penghilang panu
Peringan rematik
Pembuang penyakit
Pengganti spa? Bisa jadi.
Di atasnya, air terjun
Liuk-liuk jalan setapak dan hutan
Tinggi kali rupanya
Asam laktat terbayar dengan pesonanya
Ingat Tuhan sepanjang jalanannya
Tak selebar Niagara tapi layak dapat Cinta
Perkasa butuh bukti nyata
Kadang naik Gunung Kaba
Buang hampa ganti suka, bagian cerita pemuda
Tanah Rejang membawa Cinta
Dewasa bawa dunia lain,
Kecamatan ke provinsi, Pantai Panjang Cik
Benar panjang
Kehidupan pesisir terpajang
Ombak, laut, matahari sungsang
Hingga rela kantong kerontang
Genangan air tenang tak berombak,
Danau Dendam Tak Sudah beriak di tengah siang
Marah Esi pada Buyung yang menikahi Upik
Buliran air dari kelopak menjelma danau
Belok dikit, Benteng peninggalan penjajah terpampang
Malioboro tak pernah lengang
Puluhan moncong meriam menghujam langit
Simbol perjuangan nan sengit
Rumah Soekarno dan Fatmawati pun di sini
Bendera pusaka itu dijahit di tanah ini
Reinkarnasi jadi museum kini
Tak bersesal atau sibuk dengan kelakar
Langkah ini berpendar
Mengitar pertiwi sadar
Syukur pada Maha Bersandar
Tujuh tahun habis sudah
Beritakan rehat di surga
Bahagia
-------------
Yang Tak Pernah Berhenti Mengagumi Pertiwi
Bengkulu, indah nian sedari dulu
Oleh : @UjungPena
Ia ringkih tapi kuat
Ia biasa tapi jelas berderajat
Hati ini tempat ia terpahat
Tidak. Jelas ini tidak sebentar
Tujuh tahun tidak membuatnya samar
Jiwa-jiwa yang memar
Rindu membuncah menggelegar
Menatap nanar dunia brutal
Berdiri tegar di tanah kasar
Curup tenang bukan gamang
Batang pohon cokelat bukan hitam
Tanah cokelat bukan merah
Hutan Curup asli bukan hasil reboisasi
Masya Allah, dingin pula
Orang-orang puas dengan tempe bukan Pizza
Tidak mengeluh dengan Nokia 1600 bukan harus Android
Syukur ruah untukmu Tuhan
Bersitan surga kecil yang kubanggakan
Toleh kanan hutan itu biasa
Padi merunduk di pinggir jalan
Halaman kadang kebun kopi
Durian jatuh bangkitkan rasa
Isi Perut Kaba jadi sumber air panas
Penuh bocah ingusan di Suban Air Panas
Amboi, macam pasti surga gelak tawanya
Datuk datang
Mak datang
Encik datang
Air hangat belerang penghilang panu
Peringan rematik
Pembuang penyakit
Pengganti spa? Bisa jadi.
Di atasnya, air terjun
Liuk-liuk jalan setapak dan hutan
Tinggi kali rupanya
Asam laktat terbayar dengan pesonanya
Ingat Tuhan sepanjang jalanannya
Tak selebar Niagara tapi layak dapat Cinta
Perkasa butuh bukti nyata
Kadang naik Gunung Kaba
Buang hampa ganti suka, bagian cerita pemuda
Tanah Rejang membawa Cinta
Dewasa bawa dunia lain,
Kecamatan ke provinsi, Pantai Panjang Cik
Benar panjang
Kehidupan pesisir terpajang
Ombak, laut, matahari sungsang
Hingga rela kantong kerontang
Genangan air tenang tak berombak,
Danau Dendam Tak Sudah beriak di tengah siang
Marah Esi pada Buyung yang menikahi Upik
Buliran air dari kelopak menjelma danau
Belok dikit, Benteng peninggalan penjajah terpampang
Malioboro tak pernah lengang
Puluhan moncong meriam menghujam langit
Simbol perjuangan nan sengit
Rumah Soekarno dan Fatmawati pun di sini
Bendera pusaka itu dijahit di tanah ini
Reinkarnasi jadi museum kini
Tak bersesal atau sibuk dengan kelakar
Langkah ini berpendar
Mengitar pertiwi sadar
Syukur pada Maha Bersandar
Tujuh tahun habis sudah
Beritakan rehat di surga
Bahagia
-------------
Yang Tak Pernah Berhenti Mengagumi Pertiwi
Bengkulu, indah nian sedari dulu
Oleh : @UjungPena
0 komentar:
Posting Komentar