Rasulullah saw sangat perhatian sekali terhadap hal ini. Beliau memiliki jubah khusus yang hanya dipakai ketika hari raya dan hari jumat saja; beliau pun memiliki jubah khusus untuk dipakai ketika menerima tamu utusan; beliau sangat perhatian sekali terhadap penampilan dan aroma tubuh.
Anas ra bercerita, “ Kulit Rasulullah saw putih bersinar, keringatnya bagaikan butiran permata. Jika berjalan, beliau cukup sigap. Aku tidak pernah menyentuh kain sutera yang lebih lembut daripada telapak tangan Rasulullah saw. Aku tidak pula pernah mencium minyak wangi ataupun kesturi yang lebih harum dari aroma tubuh Rasulullah saw. Tangan Beliau selalu wangi, seolah-olah baru saja diangkat dari bejana berisi minyak wangi. Kedatangan beliau bisa diketahui dari aroma minyak wanginya.”
Bahkan Jabir ibn Samurah bercerita bahwa pada suatu malam ia pernah melihat Rasulullah berjalan di bawah purnama, Rasulullah terlihat jauh lebih elok daripada rembulan itu sendiri.
Diriwayatkan oleh Abu Ahwash bahwa ayahnya ra berkata, “Saya menghampiri Rasulullah saw dengan mengenakan baju using. Lantas beliau bertanya apakah kamu memiliki harta?.
Aku menjawab ‘punya’. Rasulullah saw bertanya, harta apa?, aku menjawab ‘unta, sapi, kambing, kuda, dan hamba sahaya’.
Bersabdalah beliau, “Barangsiapa dianugerahi suatu kenikmatan oleh Allah maka Allah akan senang melihat kenikmatan tersebut tampak pada diri hamba-Nya”.
Demikianlah, Rasulullah saw sangat memperhatikan penampilannya. Lantas, sebagai umatnya mengapa kita masih enggan bebersih diri? Seperti mandi misalnya. Atau membolak balik bagian kerudung yang dikenakan pada putri misalnya. Atau sekedar berpenampilan baik dan fresh ketika berhadapan dengan binaan. Hayo sama-sama berbenah untuk menjadi pribadi yang lebih mampu memperhatikan penampilan sekaligus menjadi pribadi yang bersyukur dengannya.
Penulis : Ujung Pena
Reli Bengkulu
0 komentar:
Posting Komentar