Ayahnya, KH. Soetarno (almarhum) adalah purnawirawan TNI AD yang sekaligus seorang ulama kharismatik di Bengkulu Utara. Sedangkan ibunya Siti Sa'adah (almarhum) juga dikenal sebagai ustadzah penggerak pengajian kaum ibu. Maka tak heran jika Ahmad Zarkasi juga kini dikenal sebagai tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat yang tegas dan berwibawa.
H. Ahmad Zarkasi Soetarno yang dilahirkan di Semarang tanggal 10 Maret 1969 itu terbiasa hidup bergaul dengan masyarakat desa. Pendidikan dasarnya (SD) ditamatkan bersama kawan-kawan sekampungnya di SD Taman Agung Kurotidur Unit V Bengkulu Utara. Sejak kecil ia memang dikenal sebagai anak yang cerdas dan disegani, meski begitu kawan-kawanya sangat suka berteman dengan Ahmad Zarkasi kecil karena kepedulianya dengan sesama teman.
Saat SMP, H. Ahmad Zarkasi Soetarno sudah terlibat aktif dalam organisasi kesiswaan, OSIS. Disinilah tampak jiwa kepemimpinan Ahmad Zarkasi terlihat menonjol. Sebelumnya pengalaman organisasi yang pertama kali diikutinya adalah gerakan pramuka di SD Taman Agung Kurotidur, dan saat SMP ia pun terlibat aktif di gerakan pramuka gugus depan SMP Dharma Bhakti Kurotidur Unit V Bengkulu Utara.
Jiwa kepemimpinan H. Ahmad Zarkasi Soetarno terus ditempa saat ia menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Argamakmur. Ia adalah salah satu pimpinan gerakan pramuka gugus depan SMA Negeri 1 Argamakmur dan terpilih menjadi anggota Pramuka Bhayangkara Kabupaten Bengkulu Utara.
Didik secara semi-militer oleh ayahnya menjadikan Ahmad Zarkasi memiliki dispilin tinggi, cerdas dan tegas dalam bertindak. Ia tak segan-segan menegur bahkan menghukum anggota-anggota pramukanya jika melakukan pelanggaran.
Disisi lain, ayah dan ibunya yang juga dikenal sebagai tokoh agama menerapkan pendidikan keluarganya dengan warna kehidupan yang islami. Perpaduan pola semi-militer dan warna islami inilah yang akhirnya membentuk pribadi Ahmad Zarkasi Soetarno menjadi pribadi yang tegas, santun dan berwibawa. Ia tak sekedar menjadi pribadi yang taat beribadah namun juga sebagai pribadi yang santun dan peduli terhadap sesama serta tak mengenal rasa takut.
Sikap tegas dan tak mengenal rasa takut pada H. Ahmad Zarkasi Soetarno ini terbukti saat ia menjadi ketua DPRD Kota Bengkulu tahun 2006. Ia mengungkap dugaan korupsi pengadaan buku sebesar 1,6 Miliar di pemerintah kota Bengkulu. Dugaan itu mendapat pembenaran dari hasil pemerikasaan BPK yang menjelaskan memang ada dugaan penyimpangan dana sebesar 1,5 M. Namun laporan Ahmad Zarkasi dan temuan BPK ini tidak mendapat tindak lanjut dari kejaksaan setempat. Malah ia mendapat tuduhan melakukan pencemaran nama baik kepada walikota bengkulu.
Ketegasan Ahmad Zarkasi tampak pula saat ia mendapatkan laporan dari Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah mengenai pekerjaan fisik berupa pembangunan jalan dengan konstruksi hotmix yang terbengkalai. Saat itu tahun 2013 ia selaku Wakil Ketua II DPRD Provinsi Bengkulu menegaskan kontraktor selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap proyek tersebut dan bermasalah bisa langsung diputus kontrak kerjasamanya.
Tindakan itupun langsung ditindaklanjuti dengan koordinasi dengan dinas Pekerjaan Umum (PU) dan diikuti tindakan taktis menyelesaikan proyek yang terbengkalai.
Tindakan H. Ahmad Zarkasi Soeterno itupun mendapat apresiasi dari banyak pihak. Iapun kini mendampingi H. Yurman Hamedi maju sebagai Calon Wakil Bupati Bengkulu Utara, melanjutkan kiprahnya untuk memberikan yang terbaik bagi Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar