Hari-hari ini memori saya kembali ke suatu fakta sejarah yang pernah diceritakan oleh guru saya, syeikh Abdul khaliq al-Qarni kira2 belasan tahun silam. Saat itu beliau bercerita tentang tiga teriakan dahsyat yang pernah tercatat secara apik oleh tinta sejarah Islam. Salah satu teriakan itu adalah
'Waa Mu'tashimaah!!'
'Waa Mu'tashimaah' adalah teriakan legendaris yang tak terlupakan di dalam sejarah kejayaan Islam. Adalah suatu hari di penghujung abad ke 2 Hijrah, di sebuah pasar di negeri Ammuriyah (sebuah kawasan di wilayah Asia Kecil) terjadi satu peristiwa yang layak disikapi dengan serius.
Saat itu seorang serdadu romawi melecehkan kehormatan seorang Muslimah dengan menarik ujung jilbab yang ia kenakan. Sontak seketika itu muslimah tersebut berteriak kencang, "Waa Mu'tashimaah !!" (Wahai khalifah al-Mu'tashim).
Beberapa hari berlalu, kabar teriakan itu sampai ke telinga al-Mu'tashim Billah, khalifah dinasti Abbasiyyah yang terkenal dengan ketegasan dan keberaniannya itu.
Bagi al-Mu'tashim, ini bukanlah masalah sederhana. Ini masalah harga diri seorang muslimah, sekaligus izzah umat ini. Ini bukan masalah main-main, ini adalah kehormatan Islam dan kaum muslimin.
Dari Baghdad, segera al-Mu'tashim mengerahkan pasukannya dengan jumlah yang sangat besar dan persenjataan yang sangat lengkap untuk mengepung Ammuriyah demi mengangkat kehormatan seorang Muslimah yang dilecehkan serdadu Romawi itu.
Anda tahu seberapa besar bala tentara yang dikirim?
Syeikh saya itu dengan berapi-api melanjutkan ceritanya, bahwa dalam catatan sejarah, pasukan yang berangkat ke Amuriyah oleh khalifah yang merupakan putra Harun al-Rasyid itu sangatlah besar, di mana pangkal barisan pasukan itu sudah memasuki kawasan Amuriyah dan ujungnya masih berada di Baghdad.
Pada akhirnya, kawasan Amuriyah dapat ditaklukkan dan kemudian menjadi bagian kekhilafahan Islam.
Sungguh, hari-hari ini saya dan anda sekalian sangat rindu dengan pemimpin-pemimpin seperti al-Mu'tashim. Pemimpin yang memiliki rasa cemburu terhadap agamanya. Pemimpin yang mampu mengangkat izzah Islam dan kaum muslimin.
Selamat berteriak, semoga teriakan kita didengar.
Mekkah, 5 syawwal 1436 H
AbahnyaRibby
'Waa Mu'tashimaah!!'
'Waa Mu'tashimaah' adalah teriakan legendaris yang tak terlupakan di dalam sejarah kejayaan Islam. Adalah suatu hari di penghujung abad ke 2 Hijrah, di sebuah pasar di negeri Ammuriyah (sebuah kawasan di wilayah Asia Kecil) terjadi satu peristiwa yang layak disikapi dengan serius.
Saat itu seorang serdadu romawi melecehkan kehormatan seorang Muslimah dengan menarik ujung jilbab yang ia kenakan. Sontak seketika itu muslimah tersebut berteriak kencang, "Waa Mu'tashimaah !!" (Wahai khalifah al-Mu'tashim).
Beberapa hari berlalu, kabar teriakan itu sampai ke telinga al-Mu'tashim Billah, khalifah dinasti Abbasiyyah yang terkenal dengan ketegasan dan keberaniannya itu.
Bagi al-Mu'tashim, ini bukanlah masalah sederhana. Ini masalah harga diri seorang muslimah, sekaligus izzah umat ini. Ini bukan masalah main-main, ini adalah kehormatan Islam dan kaum muslimin.
Dari Baghdad, segera al-Mu'tashim mengerahkan pasukannya dengan jumlah yang sangat besar dan persenjataan yang sangat lengkap untuk mengepung Ammuriyah demi mengangkat kehormatan seorang Muslimah yang dilecehkan serdadu Romawi itu.
Anda tahu seberapa besar bala tentara yang dikirim?
Syeikh saya itu dengan berapi-api melanjutkan ceritanya, bahwa dalam catatan sejarah, pasukan yang berangkat ke Amuriyah oleh khalifah yang merupakan putra Harun al-Rasyid itu sangatlah besar, di mana pangkal barisan pasukan itu sudah memasuki kawasan Amuriyah dan ujungnya masih berada di Baghdad.
Pada akhirnya, kawasan Amuriyah dapat ditaklukkan dan kemudian menjadi bagian kekhilafahan Islam.
Sungguh, hari-hari ini saya dan anda sekalian sangat rindu dengan pemimpin-pemimpin seperti al-Mu'tashim. Pemimpin yang memiliki rasa cemburu terhadap agamanya. Pemimpin yang mampu mengangkat izzah Islam dan kaum muslimin.
Selamat berteriak, semoga teriakan kita didengar.
Mekkah, 5 syawwal 1436 H
AbahnyaRibby
0 komentar:
Posting Komentar