Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf Al Jufrie Saat Mengisi Tausyiah di Hadapan Santri-Santri di Banyuwangi beberapa waktu lalu. |
Banyuwangi (11/3) – Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri menjelaskan bahwa pondok pesantren merupakan benteng pembentukan akidah dan akhlak yang benar. Habib Salim menyebutkan penanaman akidah yang diajarkan di pesantren bisa mencegah pemahaman agama yang salah yang sekarang banyak ditemui.
Hal ini disampaikan Habib Salim Segaf Al-Jufri dalam tausiyahnya di depan santri Pondok Pesantren Nurul Abror, Alas Buluh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
“Di Pesantren ini ditanamkan akidah atau keyakinan yang benar sesuai ahlussunah wal jamaah, karena zaman sekarang yang pertama dirusak adalah keyakinan seseorang, sehigga mudah untuk meninggalkan agamanya,” jelasnya dalam kesempatan silaturahim tersebut.
Habib Salim yang didampingi Pengasuh Pon-Pen Nurul Abror, KH Fadlur Rohman Zaini juga memberikan contoh teladan Imam Syafi'i yang memiliki kesungguhan hati ketika menuntut ilmu agama sejak masih kecil.
“Ada pesan yang diberikan Imam Syafi’i bagi para penuntut ilmu. Pertama, barangsiapa yang tidak pernah merasakan susahnya menuntut ilmu dimasa mudanya, maka ia akan merasakan kehinaan dimasa tuanya. Kedua, barangsiapa yang terlewatkan untuk menuntut ilmu dimasa mudanya, maka untuk orang tersebut baginya berikanlah empat takbir seperti layaknya orang yang sudah meninggal," urainya.
Selanjutnya, ujar Habib Salim, hidupnya seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketakwaan. "Jika kedua-duanya sudah tidak ada maka tidak ada artinya hidup di dunia," kata Habib Salim menambahkan.
Pada akhir tausiyahnya, Habib Salim meminta kepada para santri untuk menyampaikan dan mengamalkan ilmu yang sudah diperoleh di pesantren kepada masyarakat luas usai mengabdi di masyarakat.
Hal ini disampaikan Habib Salim Segaf Al-Jufri dalam tausiyahnya di depan santri Pondok Pesantren Nurul Abror, Alas Buluh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
“Di Pesantren ini ditanamkan akidah atau keyakinan yang benar sesuai ahlussunah wal jamaah, karena zaman sekarang yang pertama dirusak adalah keyakinan seseorang, sehigga mudah untuk meninggalkan agamanya,” jelasnya dalam kesempatan silaturahim tersebut.
Habib Salim yang didampingi Pengasuh Pon-Pen Nurul Abror, KH Fadlur Rohman Zaini juga memberikan contoh teladan Imam Syafi'i yang memiliki kesungguhan hati ketika menuntut ilmu agama sejak masih kecil.
“Ada pesan yang diberikan Imam Syafi’i bagi para penuntut ilmu. Pertama, barangsiapa yang tidak pernah merasakan susahnya menuntut ilmu dimasa mudanya, maka ia akan merasakan kehinaan dimasa tuanya. Kedua, barangsiapa yang terlewatkan untuk menuntut ilmu dimasa mudanya, maka untuk orang tersebut baginya berikanlah empat takbir seperti layaknya orang yang sudah meninggal," urainya.
Selanjutnya, ujar Habib Salim, hidupnya seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketakwaan. "Jika kedua-duanya sudah tidak ada maka tidak ada artinya hidup di dunia," kata Habib Salim menambahkan.
Pada akhir tausiyahnya, Habib Salim meminta kepada para santri untuk menyampaikan dan mengamalkan ilmu yang sudah diperoleh di pesantren kepada masyarakat luas usai mengabdi di masyarakat.
sumber : pks.id
0 komentar:
Posting Komentar