PKSBengkulu-Kota Banda Aceh membutuhkan ide-ide kreatif dari berbagai kalangan, termasuk para sastrawan, untuk mewujudkan model kota madani disertai penegakan syariat Islam secara kaffah.
Demikian dikatakan Ketua Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh Irwansyah saat membuka kegiatan seminar pendidikan nasional dengan tema “Sastra Bangun Karakter Bangsa”, di Aula Pemko Banda Aceh, Selasa (31/3).
Menurut Irwansyah, sastra menjadi salah satu instrumen penting untuk perbaikan bangsa di tengah maraknya upaya-upaya perusakan mental dan spiritual generasi muda, khususnya di Kota Banda Aceh.
Ia berharap FLP Aceh turut berpartisipasi membangun sinergitas dengan Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh terkait mengupayakan nilai-nilai sastra dianggap penting dan bisa masuk ke sekolah-sekolah.
“Tidak mustahil jika nilai-nilai sastra ini dimanfaatkan untuk membangun karakter generasi di Kota Banda Aceh. Apalagi Banda Aceh sedang mempersiapkan model Kota Madani dan syariat Islam secara kaffah. Tentunya Dinas Pendidikan juga harus proaktif menampung ide-ide kreatif dari kawan-kawan FLP ini,” ujar Irwansyah.
Pada kesempatan itu, Irwansyah juga mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang digelar oleh FLP Aceh. Komunitas literature tersebut, katanya, mampu menghadirkan pembicara sekelas Helvy Tiana Rosa (HTR) yang dikenal dengan tulisan-tulisan inspiratifnya, baik berupa cerpen maupun novel.
Irwansyah mengingatkan bahwa sejarah-sejarah Aceh juga diwarnai oleh sastra. Sastra-sastra tersebut lahir di saat Aceh mengusir penjajah, seperti Hikayat Malem Diwa, dan Hikayat Perang Sabi untuk membangkitkan semangat militansi masyarakat Aceh.
“Hikayat-hikayat ini sebagai bentuk transformasi positif melalui sastra, makanya kita pandang sastra ini amat penting dan efektif jika diterapkan di dunia pendidikan,” tutupnya. (da/pks.or.id)
Demikian dikatakan Ketua Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh Irwansyah saat membuka kegiatan seminar pendidikan nasional dengan tema “Sastra Bangun Karakter Bangsa”, di Aula Pemko Banda Aceh, Selasa (31/3).
Menurut Irwansyah, sastra menjadi salah satu instrumen penting untuk perbaikan bangsa di tengah maraknya upaya-upaya perusakan mental dan spiritual generasi muda, khususnya di Kota Banda Aceh.
Ia berharap FLP Aceh turut berpartisipasi membangun sinergitas dengan Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh terkait mengupayakan nilai-nilai sastra dianggap penting dan bisa masuk ke sekolah-sekolah.
“Tidak mustahil jika nilai-nilai sastra ini dimanfaatkan untuk membangun karakter generasi di Kota Banda Aceh. Apalagi Banda Aceh sedang mempersiapkan model Kota Madani dan syariat Islam secara kaffah. Tentunya Dinas Pendidikan juga harus proaktif menampung ide-ide kreatif dari kawan-kawan FLP ini,” ujar Irwansyah.
Pada kesempatan itu, Irwansyah juga mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang digelar oleh FLP Aceh. Komunitas literature tersebut, katanya, mampu menghadirkan pembicara sekelas Helvy Tiana Rosa (HTR) yang dikenal dengan tulisan-tulisan inspiratifnya, baik berupa cerpen maupun novel.
Irwansyah mengingatkan bahwa sejarah-sejarah Aceh juga diwarnai oleh sastra. Sastra-sastra tersebut lahir di saat Aceh mengusir penjajah, seperti Hikayat Malem Diwa, dan Hikayat Perang Sabi untuk membangkitkan semangat militansi masyarakat Aceh.
“Hikayat-hikayat ini sebagai bentuk transformasi positif melalui sastra, makanya kita pandang sastra ini amat penting dan efektif jika diterapkan di dunia pendidikan,” tutupnya. (da/pks.or.id)
0 komentar:
Posting Komentar